Sabtu, 18 Mei 2013

Brokoli, Anti Kanker dari Laut Tengah







Brokoli berasal dari daerah Laut Tengah dan sudah sejak masa Yunani Kuno dibudidayakan. Sayuran ini masuk ke Indonesia belum lama (sekitar 1970-an) dan kini cukup populer sebagai bahan pangan.

Sebagai makanan, brokoli biasanya direbus atau dikukus, atau dapat pula dimakan mentah. Cara terbaik dalam mengolah brokoli adalah dengan cara dikukus. Hal ini bertujuan agar segala vitamin dan nutrisi penting di dalamnya tidak hilang selama proses pemasakan.

Merebus brokoli akan menghilangkan sekitar 50 % asam folat yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, jika ingin mengolah brokoli dengan cara direbus, sebaiknya brokoli tidak direbus terlalu lama, kira-kira tidak lebih dari 5 menit.

Brokoli mengandung vitamin C dan serat makanan dalam jumlah banyak. Brokoli juga mengandung senyawa glukorafanin, yang merupakan bentuk alami senyawa anti kanker sulforafana (sulforaphane). Selain itu, brokoli mengandung senyawa isotiosianat yang juga ditengarai memiliki aktivitas anti kanker.

Bukti menunjukkan bahwa sulphoraphane memiliki efek menguntungkan seperti mengurangi peradangan kronis, menghentikan pembelahan sel yang tidak terkendali yang berhubungan dengan stadium awal kanker, dan meningkatkan antioksidan tubuh.

(Berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar